
Jakarta, (ICMI Media) - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) meminta Pemerintah Indonesia lebih peduli dan fokus dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) perempuan yang akan bekerja di luar negeri.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Umum ICMI Bidang Pemberdayaan Keluarga, Perempuan dan Perlindungan Anak Sri Astuti Buchari, kepada ICMI Media, Jumat (23/6).
Menurut Sri Astuti, perempuan jangan hanya berpendidikan sampai tingkat SMP atau SMA dan sederajatnya. Perempuan, ucap Sri Astuti, bila mempunyai kemampuan keuangan atau memperoleh beasiswa harus melanjutkan kuliah sesuai jurusan yang bisa mudah mendapatkan kerja.
"Disini perlu peran pemerintah harus peduli kepada mereka. Yang dibutuhkan di luar negeri itu tenaga ahli bukan pembantu," kata Sri Astuti.
Sri Astuti mengungkapkan, di antara jurusan di perguruan tinggi yang cocok untuk perempuan bisa langsung kerja adalah bidang pendidikan, kebidanan dan keperawatan.
"Jurusan kebidanan dan perawat di luar negeri itu dibutuhkan, tetapi harus bisa menguasai minimalnya bahasa Inggris," Sri Astuti menuturkan.
Meskipun perempuan wajib meningkatkan kualitas diri dan keahliannya, Sri Astuti mengingatkan, tetap penting selalu mendekatkan diri kepada Allah.
"Sejak kecil harus mulai dididik agamanya. Ketika kita tidak shalat, bagaimana Allah akan menolong kita. Shalat juga jadi pemjembatan kita untuk ditolong Allah," ujar Sri Astuti.
Seorang perempuan, kata Sri Astuti, yang sudah berkeluarga memiliki kewajiban yang tidak boleh diabaikan yaitu mengurus suaminya dan anak-anak.
"Oleh sebab itu, kita harus mengatur diri dan pintar membagi waktu," tutur Sri Astuti.*** (L/CH)
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Umum ICMI Bidang Pemberdayaan Keluarga, Perempuan dan Perlindungan Anak Sri Astuti Buchari, kepada ICMI Media, Jumat (23/6).
Menurut Sri Astuti, perempuan jangan hanya berpendidikan sampai tingkat SMP atau SMA dan sederajatnya. Perempuan, ucap Sri Astuti, bila mempunyai kemampuan keuangan atau memperoleh beasiswa harus melanjutkan kuliah sesuai jurusan yang bisa mudah mendapatkan kerja.
"Disini perlu peran pemerintah harus peduli kepada mereka. Yang dibutuhkan di luar negeri itu tenaga ahli bukan pembantu," kata Sri Astuti.
Sri Astuti mengungkapkan, di antara jurusan di perguruan tinggi yang cocok untuk perempuan bisa langsung kerja adalah bidang pendidikan, kebidanan dan keperawatan.
"Jurusan kebidanan dan perawat di luar negeri itu dibutuhkan, tetapi harus bisa menguasai minimalnya bahasa Inggris," Sri Astuti menuturkan.
Meskipun perempuan wajib meningkatkan kualitas diri dan keahliannya, Sri Astuti mengingatkan, tetap penting selalu mendekatkan diri kepada Allah.
"Sejak kecil harus mulai dididik agamanya. Ketika kita tidak shalat, bagaimana Allah akan menolong kita. Shalat juga jadi pemjembatan kita untuk ditolong Allah," ujar Sri Astuti.
Seorang perempuan, kata Sri Astuti, yang sudah berkeluarga memiliki kewajiban yang tidak boleh diabaikan yaitu mengurus suaminya dan anak-anak.
"Oleh sebab itu, kita harus mengatur diri dan pintar membagi waktu," tutur Sri Astuti.*** (L/CH)
KOMENTAR