Pengertian D-dimer
Dalam dunia kedokteran, pemeriksaan D-dimer diartikan sebagai tes darah yang fungsinya adalah supaya bekuan darah dalam tahap serius seperti trombosis pada vena bagian dalam atau DVT dan emboli paru atau PE bisa terbantu untuk disingkirkan.
Pemeriksaan ini dapat menjadi sebuah deteksi dini adanya masalah yang menyangkut pembekuan darah dan infeksi yang sering dialami pasien covid. Sehingga dokter bisa sejak dini menjalankan langkah penanganan agar kondisi tidak semakin buruk.
Pemeriksaan ini banyak digunakan dalam rangka melakukan eklusi VTE atau venous thromboembolism. Panel pada pemeriksaan tersebut merupakan produk degradasi yang didapatkan dari proses bernama fibrinolisis yang terkecil dan paling spesifik dan biasanya ditemukan dalam sirkulasi darah. Dengan bantuan pemeriksaan ini, indikasi pembentukan fibrin dari fibrinogen dan pembentukan trombin bisa terindikasi.
Jenis-jenis D-dimer
Berikut beberapa jenis metode pemeriksaannya :
1. Metode Aglutinasi
- Whole Blood
Karakteristik metode ini adalah spesifitas sedang dan cepat, sensitivitas sedang dan tinggi, serta bisa dilakukan dengan bedside berdasarkan hasil pengamatan.
- Kuantitatif
Karakteristik metode kuantitatif antara lain spesifitas sedang dan cepat serta sensitivitas tinggi tergantung dengan hasil dari pengamatan.
- Semikuantitatif
Karakteristiknya yakni spesifitas dan juga sensitivitas relatif sedang dan cepat dengan melihat hasil pengamatan.
2. Metode ELISA
- rapid ELISA
Karakteristik metode ini yakni spesifisitas rendah dan sensitivitas tinggi namun tidak didasarkan dengan hasil pengamatan sehingga cocok digunakan untuk tes tunggal secara realtime.
- classic microplate ELISA
Metode ini mempunyai karakteristik seperti spesifisitas rendah dengan sensitivitas tinggi dan tidak tergantung dengan hasil pengamatan. Metode ini tidak cocok digunakan untuk jenis tes tunggal secara realtime.
Contoh penggunaan pemeriksaan D-dimer adalah untuk diagnosis VTE dengan bantuan clinical prediction tool. Namun sebaiknya Anda tidak menggunakannya sebagai alat untuk skrining atau diagnostik.
Pemeriksaan ini dapat membantu melakukan pencegahan terhadap pemeriksaan penunjang yang tidak dibutuhkan dan juga membantu melakukan ekslusi VTE. Jika hasil moderat tinggi dan nilainya positif, maka sebaiknya pemeriksaan radiologi bisa dilanjutkan.
Baca juga: