Pengertian Yaumul Jaza
Apa yang terjadi ketika manusia tiba di fase Yaumul Jaza? Itu tidak lain menerima balasan atas segala bentuk perbuatannya semasa hidup, baik maupun buruk. Inilah yang dinamakan sebagai Hari Pembalasan di mana amal sekecil atom sekalipun akan menerima perhitungan untuk kemudian dibalas tanpa kekurangan sama sekali. Hasil akhir dari Hari Pembalasan adalah keputusan atas diri manusia, apakah memperoleh nikmat atau justru siksaan.
Jenis-jenis Yaumul Jaza
Berikut ini karakteristik yang khas selama prosesnya:
1. Komprehensif
Utuh, bulat, dan mencakup seluruh bentuk perbuatan semasa hidup, inilah yang menjadi karakteristik komprehensif ketika Hari Pembalasan. Tidak ada yang terlewat sebab perhitungan Allah sangat detail, bahkan sekecil apa pun suatu amal perbuatan.
Ini pula yang menjadi penyebab mengapa para alim ulama kerap mengingatkan kita agar tidak sebarangan berbuat selagi di dunia. Pasalnya, semua akan dihitung untuk kemudian dibalas secara tuntas.
Mereka yang sewaktu di dunia merasa dilukai dengan tidak adil, merasa haknya dipangkas, dan lain sebagainya, pada momen ini akan menuntut pembalasan. Bisa dibayangkan bukan betapa riuhnya ketika hari akhir terjadi?
2. Adil
Sejalan dengan keutuhan pembalasan Allah, maka ini menandakan keadilan-Nya. Tidak satu pun makhluk yang dirugikan, baik dari kalangan orang kaya atau miskin, penguasa atau rakyat biasa. Semua memiliki porsi masing-masing.
3. Kasih sayang
Sesungguhnya Allah sangat menyayangi hamba-Nya, tetapi sering kali, manusia sendiri yang menyia-nyiakan sifat Pencipta tersebut. Di akhirat kelak, kasih sayang Allah tetap dapat dirasakan oleh mereka yang semasa hidup memilih untuk taat meskipun sulit. Sementara di sisi lain, orang-orang yang kafir, gemar bermaksiat, dan sebangsanya akan mendapatkan pembalasan yang pedih.
Hal itu banyak ditemukan dalam dalil-dalil yang pasti semisal ayat Alquran. Betapa sudah lengkap peringatan serta kabar gembira yang tersampai di dalamnya.
Yaumul Jaza merupakan hari di mana segala bentuk amal mendapatkan balasan. Apakah berupa nikmat atau siksaan, kita sendirilah yang memilihnya selama berada di dunia. Contohnya, menjadi orang jujur atau tukang bohong. Tentu, semua itu tidak terlepas dari keputusan Sang Khalik.
Baca juga: